AJARAN 'JALAN KEMBALI' Menggali Kearifan Mistisisme Islam Lokal melalui Studi Kasus
Abstrak Penelitian
Ilustrasi |
Penelitian yang berjenis studi kasus- deskriptif
ini dilakukan selama 5 (lima) bulan, dengan mengambil tempat di Jl. Tumenggung
Tilung, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya, yakni tempat
kediaman sang Guru, sekaligus menjadi pusat pengkajian ajaran ini. Subyek dalam
penelitian ini, yang penentuannya dilakukan melalui snowball technic,
berjumlah 6 (enam) orang murid. Sedang sang Guru sendiri menempati posisi
kunci, keyinformant.
Melalui
analisis atas data-data, yang dikumpulkan dengan jalan participatory
observation, in-depth interview dan library research, diketahui
bahwa ajaran ini, yang disebut oleh para pegiatnya dengan istilah "Jalan
Kembali" adalah dalam rangka merujuk pada maksud atau tujuan akhir dari
keseluruhan yang diajarkan oleh sang Guru, yakni husn al-khâtimah
(meninggal dunia dalam kondisi paripurna), dan bukan pada start
awal maupun prosesnya. Titik tekan ajaran ini adalah pengenalan dan pemahaman
atas Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu (tauhîd), termasuk di
dalamnya "jiwa" atau nafs manusia. Untuk bisa
"kembali" kepada Tuhannya, manusia dirasa perlu untuk mengenal dan
memahami "jiwa", nafs atau diri-nya sendiri terlebih dahulu,
untuk kemudian mencoba memahami tentang Tuhannya melalui medium dzauq
atau intuisi-nya, man 'arafa nafsahu fa qad 'arafa rabbahu.
Hanya saja, untuk mencapai tujuan
di atas, para murid dituntut untuk mampu kritis dalam mencermati setiap apa
yang Guru sampaikan. Bahkan, penguasaan atas ilmu-ilmu dasar Islam dan ilmu
penunjangnya, mutlak diperlukan dalam kerangka pemaksimalan pemahaman dimaksud.
Dilihat
dari substansinya, ajaran ini masih belum bisa dikatakan "sesat".
Kontroversi-kontroversi pada masalah ini, sebenarnya, lebih banyak melekat pada
penilaian atas profil sang Guru, dan bukan pada substansi ajarannya.
Tidak ada schedule time yang jelas
mengenai waktu belajarnya. Proses transformasi ajaran dilakukan secara
individual atau kolektif, dengan dominasi metode diskusi dan tanya jawab.
Sekalipun terdapat metode lain, yakni metode "khusus", namun
penggunaannya pun terbilang minim, yakni hanya untuk segmen-segmen yang
dianggap "spesifik", dan tidak merata diterapkan pada seluruh
murid atau "tebang pilih".Selengkapnya baca di sini.
Post a Comment for "AJARAN 'JALAN KEMBALI' Menggali Kearifan Mistisisme Islam Lokal melalui Studi Kasus"