PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING PADA PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
Suhartono
Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri, Palangkaraya
e-mail :
suhartono_plk@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan
penguasaan pemahaman konsep Fisika pada materi
fisika yang dipraktikumkan dan dari segi Keterampilan Proses Sains mahasiswa
calon guru Fisika di STAIN Palangka Raya Semester I.
Penelitian ini dilakukan terhadap
40 orang mahasiswa
semester awal yang dibagi menjadi 2 kelompok kemudian diambil 17 orang secara
acak dan dibandingkan dengan hasil penelitian 2010 terdahulu, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur tes penguasaan
konsep dibagi menjadi 2 jenis tes yaitu: 1) Tes kemampuan penguasaan materi yang dipraktikumkan, 2) Tes kemampuan
Keterampilan Proses Sains (KPS), keduanya menggunakan bentuk tes Essay yang sama digunakan pada penelitian 2010. Teknik analisis data
yang digunakan berupa gain
ternormalisasi (g) dengan bantuan Software
Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows versi 12,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gain
ternormalisasi (g) rata-rata kemampuan penguasaan materi
yang dipraktikumkan antara kelompok eksperimen dan kontrol 2010 adalah signifikan dengan perbedaan g = 0,21. Perbedaan gain ternormalisasi (g)
rata-rata kemampuan Keterampilan Proses Sains (KPS) antara kelompok eksperimen dan
kontrol adalah tidak signifikan dengan perbedaan g = 0,11.
Kata Kunci : inkuiri, keterampilan proses sains (KPS), gain ternormalisasi (g).
Latar
Belakang
Dari hasil observasi dari tahun 2009 dan
penelitian tahun 2010, pada mahasiswa
STAIN Prodi Tadris Fisika dalam kuliah
praktikum Fisika Dasar mengalami suatu
kesulitan seperti: memahami fakta-fakta fundamental dan konsep-konsep utama dalam
fisika, membaca grafik dan mengartikannya, menginterpretasikan persamaan matematika yang merepresentasikan hubungan antara besaran,
membaca
data, mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya, dan menggunakan pemahaman ilmiah bila berhadapan permasalahan
fisika, hal ini karena
praktikum dilakukan masih secara verifikatif (suhartono, 2010).
Kegiatan laboratorium yang bersifat
verifikatif, menurut Heuvelen dan juga McDermott (Wiyanto, 2005), tidak banyak
membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Lebih lanjut McDermott
menunjukkan bahwa kegiatan laboratorium yang mestinya dilakukan adalah kegiatan
laboratorium inkuiri seperti yang dilakukan oleh ilmuwan ketika mengungkap
gejala alam.
National Science Education Standards menyatakan bahwa calon guru Fisika perlu mempelajari sains
yang esensial melalui konteks dan metode inkuiri.
Calon guru sains harus mempelajari
sains melalui inkuiri yang memberi kesempatan padanya untuk melakukan
observasi dan bekerja dengan melibatkan penalaran dalam perumusan prinsip-prinsip.
Sementara itu Beyer (Rustaman, 2007) berpendapat bahwa inkuiri memiliki beberapa komponen. Komponen utama dalam inkuiri adalah
proses (process), pengetahuan (knowledge), serta sikap dan nilai (attitudes
and values). Komponen pengetahuan dalam inkuiri meliputi hakikat pengetahuan
(nature of knowledge) dan perangkat inkuiri (tools of
inquiry).
Hakikat pengetahuan mengandung arti bahwa
apa yang diketahui
oleh individu
atau kelompok
tidak
pernah lengkap, karena pengetahuan terus berkembang
(tentatif).
Untuk pembelajaran inkuiri pada level
manapun guru/dosen perlu membimbing, mengarahkan, memfasilitasi, dan memacu siswa/mahasiswa belajar. Guru/dosen memfasilitasi belajar sains dengan memotivasi mereka dan mencontohkan model
keterampilan penyelidikan sains.
Selain itu guru memfasilitasi
siswa/mahasiswa agar memiliki keingintahuan, keterbukaan
terhadap gagasan
baru dan data, serta skeptisisme yang
merupakan karakteristik sains (NRC, 1996:32). (Trowbridge et
al, 1981) mengemukakan eratnya hubungan inkuiri dengan bertanya, dan dapat disajikan dengan demonstrasi,
eksperimen, penyelidikan dan diskusi.
Tahap-tahap inkuiri dalam
pembelajaran inkuiri
hanya membantu memberi pengalaman
berinkuiri yang berlangsung
di lab atau
di kelas yang dapat dikendalikan. Kemampuan
berinkuiri yang sesungguhnya seperti yang dikemukakan di atas perlu dibekalkan kepada mahasiswa calon guru agar mereka dapat bertahan
belajar dan hidup pada era globalisasi yang kebanjiran
informasi (Rustaman,
2007).
Menurut McDermott ( Budiastra, 2007) Bila kemampuan
untuk mengajar dengan inkuiri menjadi suatu tujuan, maka guru/dosen harus merefleksikan semangat
tersebut melalui serangkaian kegiatan yang diperlukan.
Sebagai contoh,
untuk
persiapan guru/dosen
dalam mengajarkan rangkaian listrik dengan
menggunakan inkuiri, kita harus melibatkan siswa/mahasiswa pada serangkaian
kegiatan tahap demi tahap untuk membangun model kualitatif
yang antara lain dapat mereka
gunakan untuk memprediksikan dan menjelaskan rangkaian sederhana yang terdiri dari bateri, lampu, dan kabel.
Dari hal di atas menunjukkan perlu adanya upaya memperbaiki
proses belajar mengajar yang meningkatkan pemahaman
mahasiswa dalam konsep fisika
dasar secara mendalam serta untuk menyempurnakan hasil penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya. Pemahaman konsep fisika secara mendalam adalah faktor yang mendasar untuk
pengetahuan mahasiswa. Menurut McDermott
(Kaniawati, 2007), perkuliahan Fisika Dasar paling banyak dirasakan manfaatnya oleh guru ketika mengajar karena isinya mirip dengan fisika
sekolah menengah.
Melalui Fisika Dasar dapat dilakukan upaya pengkajian
konsep-konsep dan prinsip-prinsip
fisika sekolah secara lebih jelas.
Walaupun
demikian isi fisika dasar yang ada belum seluruhnya cocok untuk
calon guru. Selain itu mata kuliah Fisika Dasar merupakan jembatan dan landasan
pengetahuan fisika untuk memperlajari
fisika lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dicari cara membekali calon guru dengan
pengetahuan fisika, khususnya di praktikum fisika dasar.
Metode Penelitian
Panelitian ini merupakan penelitian dan
Pengembangan Pendidikan (Educational Research dan Developmnet) lanjutan dengan membandingkan dari hasil
penelitian peneliti tahun 2010. Menurut
Borg & Gall (1983) Educational Research
dan Development adalah suatu proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk
pendidikan (Kaniawati, 2007). Produk pendidikan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program pembelajaran praktikum Fisika Dasar untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan fisika bagi calon guru melalui pembelajaran inkuiri dengan model terbimbing, yang meliputi Satuan Acara Perkuliahan Fisika Dasar I, Tahapan
Pembelajaran, Media
Pembelajaran, Lembar Kerja Mahasiswa
berupa penuntun praktikum, dan Penilaian yang berorientasi
pada kemampuan-kemampuan
dalam konsep fisika dan
keterampilan proses sains. Penelitian ini
meliputi berbagai kegiatan
yang satu sama lain
saling terkait seperti
pada gambar 1.
Gambar 1.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester I angkatan
2011 tahun ajaran 2011/2012 Program
Studi Tadris Fisika yang mengikuti praktikum
Fisika Dasar I dari
bulan September hingga November 2011. Mahasiswa ini terdiri dari 40 orang yang dibagi menjadi dua kelas
sebagai kelas eksperimen terbaru yang
masing-masing terdiri dari 20 orang sebagai
eksperimen. Dari dua kelas tersebut akan dipilih lagi 17 orang secara acak untuk
dibandingkan dengan kelas kontrol dan eksperimen dari penelitian 2010 angkatan
2009 terdahulu.
Kelompok eksperimen terdahulu adalah kelompok yang mendapatkan model
praktikum inkuiri terbimbing, sedangkan kelompok
kontrol terdahulu adalah kelompok yang mendapatkan praktikum
verifikatif. Perbedaan kelompuk eksperimen
terbaru adalah hasil evaluasi dan revisi dari kelompok eksperimen terdahulu. Pengaruh dari perlakuan eksperimen
terbaru nantinya diperhitungkan melalui perbandingan gain ternormalisasi
kelompok eksperimen
dan kontrol terdahulu dalam hal
kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan proses sainnya.
Validasi Model Pembelajaran
Tahap ini merupakan uji validasi model pembelajaran yang menggunakan disain penelitian Randomized one Groups
Pretest-Posttest Design. Dengan menggunakan disain
penelitian ini subyek penelitian, satu kelompok eksperimen.
Secara bagan, disain penelitian ini digambarkan seperti berikut
:
Kelas
|
Pre-test
|
Treatment
|
Post-test
|
Eksperimen
|
X1
|
O
|
X2
|
Gambar 2.
Desain
penelitian
Keterangan :
O = praktikum dengan model inkuiri terbimbing
yang telah dievaluasi dan direvisi
X1 = Skor Tes Kemampuan Fisika dan keterampilan proses sains Sebelum Pembelajaran
X2 = Skor Tes Kemampuan Fisika dan keterampilan proses sains Setelah Pembelajaran
Tahapan Pelaksanaan validasi model adalah sebagai
berikut:
- Tes awal terhadap kelas eksperimen
- Implementasi praktikum model inkuiri terbimbing kepada
kelas eksperimen
- Dilakukan tes akhir kepada
kelas eksperimen
- Dilakukan analisis
data dan
interpretasi dengan
membandingkan data penelitian 2010 terdahulu
- Merumuskan hasil temuan penelitian dan saran.
Teknik
Analisis Data
Data yang akan diperoleh dari hasil penelitian
ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor
kemampuan-kemampuan fisika akan dianalisis secara statistik deskriptif. Penskoran
untuk kemampuan
penguasaan konsep yang dipraktikumkan dan keterampilan proses sains secara umum
dilakukan dengan pemberian skor nilai dari 1 hingga 5 untuk tiap butir soalnya
yang berbentuk uraian (essay), kemudian dijumlahkan seluruh butir soalnya.
Peningkatan penguasaan konsep
yang dipraktikumkan dan keterampilan proses sains secara umum sebelum dan
sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g
factor (gain score ternormalisasi)
g = (Spost – Spre) / (Smax
– Spre). (Heke
dalam Meltzer, 2002)
dengan Spre = skor pre-test; Spost
= skor post-test; Smax = skor maksimum. Tingkat perolehan skor
kemudian dikatagorikan atas beberapa katagori yaitu: tinggi bila g> 0.7,
sedang bila 0.3 < g < 0.7 dan rendah bila g < 0.3. Pengujian dilakukan dengan bantuan program
Software Statistical Package for Social Science
(SPSS) for Windows versi 12,0
untuk menguji bahwa selisih rata-rata penguasaan materi signifikan digunakan
analisis uji beda untuk peningkatan gain ternormalisasinya dengan taraf
signifikansi 5%.
Pelaksanaan Praktikum :
Praktikum verifikatif
- Kegiatan praktikum dibimbing oleh satu atau dua asisten praktikum untuk setiap satu kelompok.
- Dalam setiap praktikum, setiap kelompok melakukan percobaan dengan topik yang berbeda dari penuntun praktikumnya dan bergiliran setiap minggunya hingga seluruh topik selesai dipraktikumkan oleh setiap kelompok.
- Sebelum praktikum dimulai, diadakan test respon materi praktikum terlebih dahulu oleh masing-masing asisten sekitar 10 hingga 15 menit untuk menguji kesiapan praktikan terhadap materi praktikum yang akan dilaksanakan.
- Setelah test respon selanjutnya praktikan dapat mengambil perlengkapan praktikum yang sudah di sediakan oleh asisten.
- Dalam pengambilan data dilakukan oleh praktikan dan di bantu oleh asisten
- Segala ketidakjelasan yang berkaitan dengan praktikum dapat ditanyakan kepada asisten praktikum, biasanya dominan asisten yang lebih aktif melakukan praktikum.
- Lama kegiatan praktikum biasanya 60 menit lebih atau sampai dengan selesai .
- Setelah selesai praktikum selanjutnya adalah pembuatan laporan lengkap yang dikumpulkan sebelum praktikum selanjutnya dilakukan.
Pelaksanaan praktikum dengan
jenis ini telah dimulai dari tahun 2006 hingga 2009 untuk fisika dasar I dan II
di prodi tadris Fisika dan Biologi STAIN Palangkaraya.
Praktikum
Model Inkuiri Terbimbing
Dalam kegiatan laboratorium inkuiri menekankan
pada keterampilan proses sains dasar pada semua tahapannya.
Menurut
Esler (Hartono, 2007) keterampilan proses sains dikelompokan seperti pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1. Keterampilan Proses
Sains
Keterampilan Proses Dasar
|
Keterampilan Proses Terpadu
|
Mengamati (observasi)
Mengelompokkan (klasifikasi)
Melakukan pengukuran
(measuring)
Berkomunikasi (communicating)
Menarik kesimpulan (inferring)
Meramalkan (prediksi)
|
Merumuskan hipotesis
(formulating hypothesis)
Menyatakan variable (naming
variable)
Mengontrol variable
(controlling variables)
Mendefinisikan operasional
(operational definition)
Melakukan
Eksperimen(experimenting)
Menginterpretasi data (data
interpreting)
Menyelidiki (investigating)
Mengaplikasikan konsep
(applying concepts)
|
Tabel 2.
Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar
Keterampilan dasar
|
Indikator
|
Mengamati (observing)
|
Mampu menggunakan semua indera
(penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati,
mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari
hasil pengamatan.
|
Mengelompokan (classifying)
|
Mampu menentukan perbedaan,
mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan
dasar penggolongan terhadap suatu objek
|
Melakukan pengukuran (measuring)
|
Mampu memilih dan menggunakan
peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu
benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan
lain-lain dan mampu mendemonstrasikan perubahan satu satuan pengukuran ke
satuan pengukuran lain.
|
Pengkomunikasian (communicating)
|
Mampu membaca dan mengkompilasi
informasi dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik,
tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan secara detail, menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas
|
Menarik kesimpulan/inferensi (inferring)
|
Mampu membuat suatu kesimpulan
tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data
dan informasi
|
Meramalkan (predicting)
|
Mampu mengajukan perkiraan
tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta dan pengalaman yang
menunjukkan suatu, misalkan memprediksi kecenderungan atau pola yang sudah
ada menggunakan grafik untuk menginterpolasi dan mengektrapolasi dugaan.
|
Tabel 3.
Indikator Keterampilan Proses Sains Terpadu
Keterampilan terpadu
|
indikator
|
Merumuskan hipotesis (formulating hypothesis)
|
Mampu menyatakan hubungan
antara dua variabel, mengajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan
mengungkapkan bagaimana cara melakukan pemecahan masalah
|
Menamai variabel (naming variable)
|
Mampu mendefinisikan semua
variabel jika digunakan dalam percobaan
|
Mengontrol variabel (controlling variables)
|
Mampu mengidentifikasi variabel
yang mempengaruhi hasil percobaan, menjaga kekonstanannya selagi memanipulasi
variabel bebas.
|
Membuat definisi operasional (making operational
definition)
|
Mampu menyatakan bagaimana
mengukur semua faktor/ variabel dalam suatu eksperimen
|
Melakukan eksperimen (experimenting)
|
Mampu melakukan kegiatan,
mengajukan pertanyan yang sesuai, mengatakan hipotesis, mengidentifikasi dan
mengontrol variabel, mendefinisikan secara operasional variabel-variabel,
mendesain sebuah eksperimen yang jujur, menginterpretasi hasil eksperimen
|
Interpretasi (interpreting)
|
Mampu menghubungkan hasil
pengamatan terhadap objek untuk menarik kesimpulan, menemukan pola atau
keteraturan yang dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu fenomena alam
|
Merancang Penyelidikan (investigating)
|
Mampu menemukan alat dan bahan
yang diperlukan pada suatu penyelidikan, menemukan variabel kontrol, variabel
bebas, menentukan apa yang akan diamati, diukur atau ditulis, dan menemukan
cara dan langkah kerja yang mengarah pada pencapaian kebenaran ilmiah
|
Aplikasi konsep (applying concepts)
|
Mampu menjelaskan peristiwa
baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapkan
konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
|
Tahapan pembelajaran model inkuiri terbimbing
yang telah evaluasi dan direvisi serta di laksanakan dalam penelitian dijabarkan
pada tabel 4.
Tabel
4. Tahapan Pelaksanaan (Model Mengadaptasi Dari Eggen dan Kauchak)
TAHAP
|
PRAKTIKAN
|
ASISTEN
|
KETERAMPILAN
PROSES SAINS
|
WAKTU YANG
DIPERLUKAN
|
I
|
Mengungkapkan masalah/fenomena
|
Membimbing praktikan
mengidentifikasi masalah/fenomena dituliskan dipapan tulis atau dengan
LCD proyektor oleh koordinator asisten.
|
Menyelidiki
|
3 Menit
|
II
|
Membuat Hipotesis di lembar jawaban
|
Memberikan kesempatan pada praktikan secara perseorangan untuk
membuat suatu hipotesis.
|
Merumuskan
hipotesis
|
5
Menit
|
III
|
Menjawab prediksi di lembar jawaban
|
Memberikan kesempatan pada praktikan untuk menjawab
pertanyaan prediksi secara perseorangan, kemudian mengumpulkan jawaban
hipotesis dan prediksi.
|
Meramalkan/
Prediksi
|
15
Menit
|
IV
|
Respon sebelum percobaan
|
Memberikan test respon pada praktikan secara perseorangan untuk
menentukan langkah-langkah sebelum percobaan, alat apa saja yang digunakan, dan bagaimana cara
penggunaan alat dalam pengambilan data.
|
Mengelompokan, Menamai variabel, Membuat definisi
operasional, Merancang Penyelidikan
|
15-20 menit
|
V
|
Melakukan Percobaan untuk Memperoleh Informasi data
|
Membimbing praktikan dalam kelompok untuk mendapatkan informasi melalui percobaan, dengan
melakukan eksplorasi dan
menguji secara langsung.
melakukan observasi, mengukur dan mencatat dengan menggunakan alat yang tepat dan sesuai dengan penyelidikan yang
dilakukan. Misalnya: menggunakan penggaris untuk mengukur
panjang, kalkulator untuk mmenghitung, jam untuk mengukur waktu, termometer untuk
mengukur suhu, timbangan untuk mengukur massa, gunting untuk memotong dll.
|
Mengamati, Melakukan pengukuran, Mengontrol
variable,
Melakukan
eksperimen
|
45 menit s.d selesai
|
VI
|
Diskusi antar kelompok
|
Membimbing dan memfasilitasi untuk Memberi kesempatan pada
tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul dan
bagaimana menganalisis pola-pola penemuan mereka.melalui diskusi terlebih
dahulu dengan tanya jawab, dapat
berdebat mempertahankan pendapatnya, mepresentasikan hasil pendapatnya dengan
benar, memberikan kesempatan rekan lainya untuk berpendapat.
|
Pengkomunikasian
|
60 menit s.d selesai, dilakukan terpisah dari
tahap I s.d V di hari yang berbeda
|
VII
|
Membuat laporan lengkap
|
membimbing praktikan secara perseorangan dalam membuat
laporan dengan menggunakan
matematika untuk menjawab pertanyaan dari hasil data
praktikum yang telah didiskusikan secara individu.
|
Interpretasi , Menarik kesimpulan, Aplikasi konsep
|
Seminggu atau kurang, setelah diskusi, batas waktu
pengumpulan sebelum melanjutkan praktikum selanjutnya
|
Tabel 5. Tujuan Dari Topik
Praktikum Fisika Dasar I Dengan Model Inkuiri Terbimbing yang ada pada SAP
(Satuan Acara perkuliahan)
Topik 1. Kendaraan
Bergerak:
- Mahasiswa dapat mengungkapkan masalah,
membuat hipotesis dan memperkirakan gejala yang terjadi pada gerak benda satu
dimensi, untuk kendaraan yang bergerak.
- Mahasiswa dapat mengenali dan menetapkan
veriabel-variabel yang terkait pada gerak benda satu dimensi, untuk kendaraan
yang bergerak.
- Mahasiswa dapat melakukan serta
mengambil data percobaan pada gerak benda satu dimensi untuk kendaraan yang
bergerak.
- Mahasiswa dapat membuat perkiraan grafik
dari data variabel-variabel yang terkait pada gerak benda satu dimensi, untuk
kendaraan yang bergerak.
- Mahasiswa dapat menemukan model
matematis dari perkiraan grafik dan mencocokan dengan data pada gerak benda
satu dimensi, untuk kendaraan yang bergerak
- Mahasiswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikannya dari hasil percobaan yang mereka lakukan pada gerak
benda satu dimensi, untuk kendaraan yang bergerak
|
Topik 2. Pendulum:
- Mahasiswa dapat mengungkapkan masalah,
membuat hipotesis dan memperkirakan gejala yang terjadi pada gerak pendulum
sederhana.
- Mahasiswa dapat mengenali dan menetapkan
veriabel-variabel yang terkait pada gerak pendulum sederhana.
- Mahasiswa dapat melakukan serta
mengambil data percobaan pada gerak pendulum sederhana.
- Mahasiswa dapat membuat perkiraan grafik
dari data variabel-variabel yang terkait pada gerak pendulum sederhana.
- Mahasiswa dapat menemukan model
matematis dari perkiraan grafik dan mencocokan dengan data pada gerak
pendulum sederhana.
- Mahasiswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikannya dari hasil percobaan yang mereka lakukan pada gerak
pendulum sederhana.
|
Topik 3. Menggantung Pegas
Yang Diberi Beban:
- Mahasiswa dapat mengungkapkan masalah,
membuat hipotesis dan memperkirakan gejala yang terjadi pada pegas yang
diberi beban.
- Mahasiswa dapat mengenali dan menetapkan
veriabel-variabel yang terkait pada pegas yang diberi beban.
- Mahasiswa dapat melakukan serta
mengambil data percobaan pada pegas yang diberi beban.
- Mahasiswa dapat membuat perkiraan grafik
dari data variabel-variabel yang terkait pada pegas yang diberi beban.
- Mahasiswa dapat menemukan model
matematis dari perkiraan grafik dan mencocokan dengan data pada pegas yang
diberi beban.
- Mahasiswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikannya dari hasil percobaan yang mereka lakukan pada pegas yang diberi beban.
|
Topik 4. Jatuh Ke Dalam
Air:
- Mahasiswa dapat mengungkapkan masalah,
membuat hipotesis dan memperkirakan gejala yang terjadi pada benda yang jatuh ke dalam air.
- Mahasiswa dapat mengenali dan menetapkan
veriabel-variabel yang terkait pada benda yang jatuh ke dalam air.
- Mahasiswa dapat melakukan serta
mengambil data percobaan pada benda yang
jatuh ke dalam air.
- Mahasiswa dapat membuat perkiraan grafik
dari data variabel-variabel yang terkait pada benda yang jatuh ke dalam air.
- Mahasiswa dapat menemukan model
matematis dari perkiraan grafik dan mencocokan dengan data pada benda
yang jatuh ke dalam air.
- Mahasiswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikannya dari hasil percobaan yang mereka lakukan pada benda
yang jatuh ke dalam air.
|
Topik 5. Hukum Ohm,
Tegangan Konstan:
- Mahasiswa dapat mengungkapkan masalah,
membuat hipotesis dan memperkirakan gejala yang terjadi pada rangkaian
resistor seri dan pararel yang diberi tegangan konstan.
- Mahasiswa dapat mengenali dan menetapkan
veriabel-variabel yang terkait pada rangkaian resistor seri dan pararel yang
diberi tegangan konstan.
- Mahasiswa dapat melakukan serta
mengambil data percobaan pada rangkaian resistor seri dan pararel yang diberi
tegangan konstan.
- Mahasiswa dapat membuat perkiraan grafik
dari data variabel-variabel yang terkait pada rangkaian resistor seri dan
pararel yang diberi tegangan konstan.
- Mahasiswa dapat menemukan model
matematis dari perkiraan grafik dan mencocokan dengan data pada rangkaian resistor
seri dan pararel yang diberi tegangan konstan.
- Mahasiswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikannya dari hasil percobaan yang mereka lakukan rangkaian
resistor seri dan pararel yang diberi tegangan konstan.
|
Di
setiap pertemuan pada praktikum inkuiri terbimbing ini seluruh kelompok
melakukan praktikum dengan topik yang sama secara serempak dan tidak bergiliran
untuk topik yang berbeda tiap kelompoknya seperti praktikum verifikatif. Praktikum
dengan model inkuiri terbimbing ini tugas asisten adalah sebagai pembimbing,
mediator, fasilitator, motivator, dan bukan mengajarkan langsung suatu hasil
jawaban akan tetapi dengan suatu pertanyaan-pertanyaan yang dapat menguji untuk
mengarahkan praktikan agar dapat mandapatkan jawaban yang di temukan olehnya
sendiri dari proses praktikum. Untuk Lebih memudahkan di pahami asisten
praktikan proses inkuiri dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini:
Diagram1. Bagan Model Inkuiri
Dalam diagram 1 diatas terdapat hubungan yang dapat saling timbal-balik
antara bagan-bagannya.
Hasil penelitian dan Pembahasan
Pembelajaran praktikum Fisika Dasar I dengan meodel inkuiri
terbimbing dilaksanakan dalam 10
pertemuan dengan 5 topik dengan materi yang
mewakili pokok bahasan kinematika partikel, dinamika partikel dan listrik arus
searah. Dalam pertemuan setiap topik dirancang skenario
pembelajaran berbasis
inkuiri yang terdiri dari 7 tahapan
pelaksanaan. Pada kegiatan praktikum terintegrasi mahasiswa melakukan
percobaan-percobaan dengan
menggunakan LKM berupa petunjuk
percobaan berbasis inkuiri yang
diadaptasi dari Den of inquiry (Tim
Erickson & Bryan Cooley, 2006). Didalam
hasil penelitian kita melihat dari hasil tes awal (pre-test) dan akhir (post-test)
kemampuan mahasiswa untuk keseluruhan materi yang dipraktikumkan dan
keterampilan proses sainsnya dengan instrumen yang sama untuk penelitian 2009
dan 2011.
Hasil Tes Kemampuan Mahasiswa untuk
keseluruhan materi yang dipraktikumkan.
Tabel 6. Nilai Pre-Test Dan
Post-Test Kemampuan Penguasaan Materi Yang di Praktikumkan Kelas A Dan B
KELAS
KONTROL (2009)
|
KELAS
EKSPERIMEN REVISI (2011)
|
|||||||||||||
SUBJEK
|
Pre-Test
|
Post-Test
|
GAIN
|
g
|
SUBJEK
|
Pre-Test
|
Post-Test
|
GAIN
|
g
|
SUBJEK
|
Pre-Test
|
Post-Test
|
GAIN
|
g
|
1
|
51,43
|
48,57
|
-2,86
|
-0,06
|
1
|
77,14
|
82,86
|
5,72
|
0,25
|
1
|
48.57
|
71.43
|
22.86
|
0.44
|
2
|
45,71
|
65,71
|
20,00
|
0,37
|
2
|
48,57
|
57,14
|
8,57
|
0,17
|
2
|
62.86
|
80.00
|
17.14
|
0.46
|
3
|
48,57
|
77,14
|
28,57
|
0,56
|
3
|
31,43
|
51,43
|
20,00
|
0,29
|
3
|
37.14
|
45.71
|
8.57
|
0.14
|
4
|
48,57
|
82,86
|
34,29
|
0,67
|
4
|
42,86
|
51,43
|
8,57
|
0,15
|
4
|
48.57
|
51.43
|
2.86
|
0.06
|
5
|
45,71
|
57,14
|
11,43
|
0,21
|
5
|
42,86
|
48,57
|
5,71
|
0,10
|
5
|
48.57
|
65.71
|
17.14
|
0.33
|
6
|
48,57
|
54,29
|
5,72
|
0,11
|
6
|
40,00
|
40,00
|
0,00
|
0,00
|
6
|
48.57
|
62.86
|
14.29
|
0.28
|
7
|
31,43
|
48,57
|
17,14
|
0,25
|
7
|
48,57
|
62,86
|
14,29
|
0,28
|
7
|
34.29
|
62.86
|
28.57
|
0.43
|
8
|
45,71
|
54,29
|
8,58
|
0,16
|
8
|
37,14
|
42,86
|
5,72
|
0,09
|
8
|
51.43
|
74.29
|
22.86
|
0.47
|
9
|
40,00
|
42,86
|
2,86
|
0,05
|
9
|
42,86
|
42,86
|
0,00
|
0,00
|
9
|
28.57
|
62.86
|
34.29
|
0.48
|
10
|
37,14
|
45,71
|
8,57
|
0,14
|
10
|
48,57
|
48,57
|
0,00
|
0,00
|
10
|
40.00
|
65.71
|
25.71
|
0.43
|
11
|
42,86
|
57,14
|
14,28
|
0,25
|
11
|
31,43
|
37,14
|
5,71
|
0,08
|
11
|
31.43
|
48.57
|
17.14
|
0.25
|
12
|
28,57
|
65,71
|
37,14
|
0,52
|
12
|
42,86
|
40,00
|
-2,86
|
-0,05
|
12
|
25.71
|
51.43
|
25.71
|
0.35
|
13
|
40,00
|
57,14
|
17,14
|
0,29
|
13
|
48,57
|
54,29
|
5,72
|
0,11
|
13
|
25.71
|
57.14
|
31.43
|
0.42
|
14
|
40,00
|
54,29
|
14,29
|
0,24
|
14
|
42,86
|
68,57
|
25,71
|
0,45
|
14
|
51.43
|
60.00
|
8.57
|
0.18
|
15
|
45,71
|
51,43
|
5,72
|
0,11
|
15
|
45,71
|
42,86
|
-2,85
|
-0,05
|
15
|
54.29
|
60.00
|
5.71
|
0.13
|
16
|
40,00
|
48,57
|
8,57
|
0,14
|
16
|
42,86
|
40,00
|
-2,86
|
-0,05
|
16
|
45.71
|
60.00
|
14.29
|
0.26
|
17
|
42,86
|
80,00
|
37,14
|
0,65
|
|
|
|
|
|
17
|
34.29
|
54.29
|
20.00
|
0.30
|
RATA-RATA
|
42,52
|
58,32
|
15,80
|
0,27
|
RATA-RATA
|
44,64
|
50,72
|
6,07
|
0,11
|
RATA-RATA
|
42.18
|
60.84
|
18.66
|
0.32
|
STANDAR DEVIASI
|
6,13
|
12,04
|
12,08
|
0,21
|
STANDAR DEVIASI
|
10,21
|
12,32
|
8,21
|
0,15
|
STANDAR DEVIASI
|
10.95
|
9.13
|
9.04
|
0.13
|
Hasil Tes kemampuan Keterampilan Proses Sains (KPS).
Tabel 7. Nilai Pre-Test Dan
Post-Test Keterampilan Proses Sains
(KPS)Kelas A Dan B
KELAS
KONTROL (2009)
|
KELAS
EKSPERIMEN REVISI (2011)
|
|||||||||||||
SUBJEK
|
Pre-Test
|
Post-Test
|
GAIN
|
g
|
SUBJEK
|
Pre-Test
|
Post-Test
|
GAIN
|
g
|
SUBJEK
|
Pre-Test
|
Post-Test
|
GAIN
|
g
|
1
|
36,67
|
40,00
|
3,33
|
0,05
|
1
|
26,67
|
70,00
|
43,33
|
0,59
|
1
|
36.67
|
63.33
|
26.67
|
0.42
|
2
|
40,00
|
76,67
|
36,67
|
0,61
|
2
|
30,00
|
33,33
|
3,33
|
0,05
|
2
|
46.67
|
56.67
|
10.00
|
0.19
|
3
|
33,33
|
56,67
|
23,34
|
0,35
|
3
|
50,00
|
56,67
|
6,67
|
0,13
|
3
|
33.33
|
50.00
|
16.67
|
0.25
|
4
|
43,33
|
80,00
|
36,67
|
0,65
|
4
|
33,33
|
56,67
|
23,34
|
0,35
|
4
|
30.00
|
63.33
|
33.33
|
0.48
|
5
|
33,33
|
66,67
|
33,34
|
0,50
|
5
|
46,67
|
56,67
|
10,00
|
0,19
|
5
|
43.33
|
63.33
|
20.00
|
0.35
|
6
|
50,00
|
60,00
|
10,00
|
0,20
|
6
|
46,67
|
53,33
|
6,66
|
0,12
|
6
|
40.00
|
53.33
|
13.33
|
0.22
|
7
|
26,67
|
36,67
|
10,00
|
0,14
|
7
|
30,00
|
50,00
|
20,00
|
0,29
|
7
|
30.00
|
50.00
|
20.00
|
0.29
|
8
|
36,67
|
46,67
|
10,00
|
0,16
|
8
|
30,00
|
43,33
|
13,33
|
0,19
|
8
|
33.33
|
46.67
|
13.33
|
0.20
|
9
|
30,00
|
40,00
|
10,00
|
0,14
|
9
|
36,67
|
36,67
|
0,00
|
0,00
|
9
|
26.67
|
56.67
|
30.00
|
0.41
|
10
|
33,33
|
33,33
|
0,00
|
0,00
|
10
|
26,67
|
50,00
|
23,33
|
0,32
|
10
|
40.00
|
53.33
|
13.33
|
0.22
|
11
|
30,00
|
40,00
|
10,00
|
0,14
|
11
|
20,00
|
46,67
|
26,67
|
0,33
|
11
|
33.33
|
50.00
|
16.67
|
0.25
|
12
|
26,67
|
50,00
|
23,33
|
0,32
|
12
|
33,33
|
40,00
|
6,67
|
0,10
|
12
|
33.33
|
53.33
|
20.00
|
0.30
|
13
|
36,67
|
36,67
|
0,00
|
0,00
|
13
|
30,00
|
36,67
|
6,67
|
0,10
|
13
|
33.33
|
56.67
|
23.33
|
0.35
|
14
|
30,00
|
63,33
|
33,33
|
0,48
|
14
|
33,33
|
30,00
|
-3,33
|
-0,05
|
14
|
26.67
|
46.67
|
20.00
|
0.27
|
15
|
46,67
|
60,00
|
13,33
|
0,25
|
15
|
26,67
|
36,67
|
10,00
|
0,14
|
15
|
50.00
|
60.00
|
10.00
|
0.20
|
16
|
30,00
|
36,67
|
6,67
|
0,10
|
16
|
33,33
|
50,00
|
16,67
|
0,25
|
16
|
33.33
|
60.00
|
26.67
|
0.40
|
17
|
26,67
|
50,00
|
23,33
|
0,32
|
|
|
|
|
|
17
|
23.33
|
50.00
|
26.67
|
0.35
|
RATA-RATA
|
34,71
|
51,37
|
16,67
|
0,26
|
RATA-RATA
|
33,32
|
46,67
|
13,33
|
0,19
|
RATA-RATA
|
34.90
|
54.90
|
20.00
|
0.30
|
STANDAR DEVIASI
|
6,98
|
14,58
|
12,64
|
0,20
|
STANDAR DEVIASI
|
8,17
|
10,75
|
11,80
|
0,16
|
STANDAR DEVIASI
|
7.18
|
5.67
|
6.97
|
0.09
|
Tabel 8. Hasil Analisis
Dengan Uji Mann-Whitney Kelas Kontrol 2009 Dan Kelas Eksperimen 2009
|
PRE-TEST PENGUASAAN KONSEP
|
PRE-TEST PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
POST-TEST PENGUASAAN KONSEP
|
POST-TEST KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
GAIN PENGUASAAN KONSEP
|
GAIN KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
GAIN TERNORMALISASI PENGUASAAN KONSEP
|
GAIN TERNORMALISASI KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
Mann-Whitney U
|
127.500
|
117.500
|
80.000
|
111.500
|
63.000
|
113.000
|
73.500
|
110.000
|
Wilcoxon W
|
280.500
|
253.500
|
216.000
|
247.500
|
199.000
|
249.000
|
209.500
|
246.000
|
Z
|
-.311
|
-.677
|
-2.027
|
-.888
|
-2.639
|
-.834
|
-2.255
|
-.939
|
Asymp. Sig.
(2-tailed)
|
.756
|
.498
|
.043
|
.374
|
.008
|
.404
|
.024
|
.348
|
Exact Sig.
[2*(1-tailed Sig.)]
|
.763(a)
|
.510(a)
|
.045(a)
|
.382(a)
|
.008(a)
|
.423(a)
|
.023(a)
|
.363(a)
|
Tabel 9. Hasil Analisis
Dengan Uji Mann-Whitney Kelas Kontrol 2009 Dan Kelas Eksperimen 2011
|
PRE-TEST PENGUASAAN KONSEP
|
PRE-TEST PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
POST-TEST PENGUASAAN KONSEP
|
POST-TEST KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
GAIN PENGUASAAN KONSEP
|
GAIN KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
GAIN TERNORMALISASI PENGUASAAN KONSEP
|
GAIN TERNORMALISASI KETERAMPILAN PROSES SAINS
|
Mann-Whitney U
|
133.500
|
113.000
|
60.500
|
69.000
|
42.500
|
74.500
|
42.000
|
64.000
|
Wilcoxon W
|
286.500
|
249.000
|
196.500
|
205.000
|
178.500
|
210.500
|
178.000
|
200.000
|
Z
|
-.091
|
-.845
|
-2.729
|
-2.437
|
-3.379
|
-2.226
|
-3.389
|
-2.598
|
Asymp. Sig.
(2-tailed)
|
.927
|
.398
|
.006
|
.015
|
.001
|
.026
|
.001
|
.009
|
Exact Sig.
[2*(1-tailed Sig.)]
|
.929(a)
|
.423(a)
|
.005(a)
|
.015(a)
|
.000(a)
|
.025(a)
|
.000(a)
|
.009(a)
|
Dari hasil uji
Mann-Whitney gain
ternormalisasi untuk keseluruhan materi yang dipraktikumkan pada kelas control
2009 dan kelas eksperimen 2009 menunjukan ada perbedaan signifikan (Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,24) dan
keterampilan proses sainsnya tidak ada perbedaan signifikan (Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,348).
Dan untuk
hasil uji Mann-Whitney gain
ternormalisasi untuk keseluruhan materi yang dipraktikumkan pada kelas control
2009 dan kelas eksperimen 2011 menunjukan ada perbedaan signifikan (Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,001) dan
keterampilan proses sains juga ada perbedaan signifikan (Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,009).
Dari
perbandingan data hasil analisis menunjukan bahwa kelas eksperimen 2011 yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan hasil yang lebih
baik dan signifikan untuk penguasaan konsep materi yang dipraktikumkan dan
keterampilan proses sains dari yang menggunakan bentuk verifikatif. Hal ini
disebabkan oleh tahapan pelaksanaan pada penelitian 2011 merupakan hasil
penyempurnaan dari penelitian 2009 sehingga mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum dengan model inkuiri terbimbing ini bisa memahami dengan jelas langkah-langkah yang dimaksud pada LKM yang
berupa penuntun praktikum serta lebih aktif dan terfokus untuk melakukan
eksperimen dan berdiskusi.
Gambar 3. Perbandingan Gain Ternormalisasi
Penguasaan Konsep Materi Yang Dipraktikumkan Pada Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Gambar 4. Perbandingan Gain
Ternormalisasi Penguasaan keterampilan proses sains Pada Kelas Eksperimen Dan
Kontrol
Kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing
Berdasarkan hasil observasi
selama proses pembelajaran, teramati sejumlah kendala sebagai berikut:
a.
Kebanyakan mahasiswa dalam pertemuan pertama masih belum terbiasa dengan
pola inkuiri terbimbing ini, sebab saat di SMA mahasiswa kebanyakan belum
pernah melakukan praktikum, dan sebagian kecil yang pernah tidak sering
melakukan praktikum.
b.
Keterbatasan beberapa peralatan laboratorium untuk topik
pertama dan
kedua yang ada menyebabkan pelaksanaan praktikum tidak dapat dilaksanakan secara ideal.
c.
Kesiapan mahasiswa
untuk mengikuti kuliah pada awalnya masih rendah. Pada
umumnya mereka jarang
membaca LKM, atau buku penunjang
lainnya sebelum mengikuti praktikum.
d.
Pengetahuan penunjang para mahasiswa umumnya masih rendah seperti pengetahuan matematika dan pengetahuan
tentang pengukuran dan
alat
ukur.
e. Kemampuan-kemampuan fisika yang dikembangkan
pada pembelajaran inkuiri terbimbing
menuntut kemampuan
penalaran kuantitatif dan kualitatif, sementara
saat
di SMA
siswa terbiasa
belajar yang lebih menekankan
rumus-rumus dalam perhitungan dan pemahaman berpikir secara
kualitatif dan kuantitatif masih rendah.
f. Dalam setiap
pelaksanaan praktikum inkuiri terbimbing lebih memerlukan waktu yang lama di
bandingkan dengan verifikatif sehingga tidak efisien namun efektif sehingga
diperlukan semangat untuk memotivasi mahasiswa terus-menerus agar tidak jenuh.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian di atas diperoleh
kesimpulan:
Model Pembelajaran
Inkuiri
terbimbing
yang dikembangkan dari
evaluasi dan revisi dari penelitian 2010 berbeda secara signifikan dan
lebih baik dari bentuk verifikatif dalam
hal meningkatkan penguasaan konsep
dan keterampilan proses sains pada topik-topik Kinematika
partikel, Dinamika Partikel, dan listrik searah.
DAFTAR PUSTAKA
Budiastra,
K. (2007). Inquiry In Science Learning: Preparing Of Teacher In Science
Teaching on the Distance Learning
(Makalah). Disampaikan pada Seminar Internasional 1 Pendidikan Sains.
Bandung: SPs UPI
Erickson, T , Bryan (2006). A Den Of Inquiry. EEPS Media
Hartono.
(2007). Profil Keterampilan Proses sains Mahasiswa Program Pendidikan Jarak
Jauh S1 PGSD Universitas Sriwijaya
(Makalah). Disampaikan pada Seminar Internasional 1 Pendidikan Sains.
Bandung: SPs UPI
Kaniawati,
I. (2007). Increasing Phisics Ability Pre-service Physics Teacher Trough
Inquiry Base Learning Model at Introduction Physics (Makalah). Disampaikan pada Seminar
Internasional 1 Pendidikan Sains. Bandung: SPs UPI
Meltzer,
D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest
Scores : American Association of Physics
Teachers.
NRC.
(2000). Inquiry and The National Science Education Standarts. A Guide for
Teaching ang Learning. Washington DC: National Academic Press
NRC. (2005). How Student Learn Science in the
Classroom. Washington DC: National
Academic Press
Rustaman,
N. (2007). Basic Scientific Inquiry in Science Education and Its Assesment
(Makalah). Disampaikan pada Seminar Internasional 1 Pendidikan Sains. Bandung:
SPs UPI
Suhartono. (2010), Penerapan Kegiatan Laboratorium Fisika Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Motivasi
Meneliti Mahasiswa Calon Guru Fisika Di STAIN
Palangka Raya, Yogyakarta: SPs UAD
Trihendradi, C. (2005), Step By Step SPSS 13 Analisis Data Statistik,
Yogyakarta: Andi Offset.
ntuk pembelajaran inkuiri pada level manapun guru/dosen perlu membimbing, mengarahkan, memfasilitasi, dan memacu siswa/mahasiswa belajar.. Keep up the good writing. Please Visit our website Kampus entrepreneurship
ReplyDelete