RANCANG BANGUN VENTILATOR KINCIR ANGIN DENGAN METODE ONE-WAY SEBAGAI POTENSI PENGHASIL ENERGI LISTRIK PADA DAERAH TERTINGGAL DI KALIMANTAN TENGAH
RANCANG BANGUN VENTILATOR KINCIR ANGIN DENGAN METODE ONE-WAY SEBAGAI POTENSI
PENGHASIL
ENERGI
LISTRIK PADA
DAERAH TERTINGGAL
DI KALIMANTAN TENGAH
Suhartono, Fachrudin A.,Sigit Suryono, Sri fatmawati
Abstrak
Tujuan dari
penelitian ini adalah (a) membuat rancangan model kincir angin untuk menggerakkan ventilator turbin sehingga mampu menghasilkan kecepatan
turbin
yang cukup untuk menghasilkan listrik dengan kecepatan angin minimum di daerah
Kalimantan Tengah; (b) menentukan
besar energi listrik yang dihasilkan oleh seperangkat
pembangkit listrik tenaga angin dengan memanfaatkan ventilator;
(c) menentukan
hubungan kecepatan angin
terhadap daya output dari
pembangkit listrik tenaga angin tersebut. Prototype
Ventilator Kincir Angin yang di modifikasi dalam penelitian ini berbentuk
rangka seperti bola dan lebih elips pada bagian pinggirnya, rangka-rangkanya terbuat dari
bilah lembaran alumuniun dan batangan besi padat di dalamnya. Pelaksanaan uji coba lapangan dilakukan pada bulan
pertengahan Desember dan lokasi
pengujian di tiga lokasi yaitu di halaman Laboratorium Terpadu IAIN Palangka
Raya, Pantai Ujung Pandaran dan Sungai Bakau. Kelas angin yang terjadi saat pengujian alat di
lokasi menggunakan anemometer digital berkisar kelas angin 2 hingga 5 dengan
kecepatan 5,5 Km/jam hingga 38,5 Km/jam bahkan dapat mencapai kecepatan lebih
dari 40 Km/jam. Hasil simulasi laboratorium bahwa kincir angin dapat menghasilkan daya dalam
satuan mili Watt. Hal ini masih
disebabkan faktor generator dan putaran yang masih belum maksimal dalam pengembangannya.
Kata Kunci: Prototype Ventilator Kincir Angin, energi listrik
A.
PENDAHULUAN
Sumber
energi primer
pada pembangkit listrik milik
PLN
(PLTU, PLTD, PLTG, PLTGU) merupakan jenis energi tidak
terbarukan (batubara, minyak
dan
gas bumi)
yang jumlahnya
kian menipis, hal ini mendorong untuk berpaling dan melakukan
penelitian secara
lebih
intensif, terarah
pada energi alternatif yang cukup
tersedia di bumi ini yang
dapat diharapkan keberlanjutannya.
Energi terbarukan merupakan
suatu pilihan tepat
yang
sesuai
dengan potensi
alam persada nusantara yang
diuntungkan oleh letak
dan kondisi geografisnya. Yang termasuk golongan energi
terbarukan
adalah
energi matahari, angin, air, biomasa, dan panas bumi (Tumiran, 2002).
Pembangkit Listrik
Tenaga
Angin (PLTAn) merupakan
suatu pembangkit tenaga listrik berskala kecil dengan memanfatkan
sumber tenaga angin
sebagai sumber energi utamanya. Pengembangan
PLTAn sangat cocok
untuk daerah terpencil atau pedesaan
yang pada umumnya masih banyak terdapat sumber daya angin teristimewa
daerah
dataran tinggi dan pantai. Namun upaya
pengembangan
PLTAn
ini
juga
memiliki
hambatan
karena biaya
yang
diperlukan untuk membangun sebuah PLTAn masih lebih besar dibanding Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel
(PLTD) (Perdana
Putra,
2004). Walaupun demikian, untuk jangka
panjang operasional PLTAn akan lebih murah,
karena sumber energinya tidak perlu membeli,
hanya perlu
pemeliharaan secara kontinuitas. Kalimatan Tengah memiliki daerah
geografis berupa dataran tinggi dan pantai yang cocok untuk pengembangan PLTAn
ini yang memiliki karekteristik kecepatan angin pada setiap daerahnya.
Alat utama
yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga angin adalah turbin/ kincir. Angin
yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin/kincir yang akan diteruskan pada
generator. Salah satu komponen utama pada generator adalah motor induksi. Kinerja motor induksi dapat dilihat dari berbagai
aspek seperti
hubungan antara
daya
output dengan putaran rotor, efisiensi, faktor daya, dan arus masukan motor
(Zuriman, A, 2001). Penggunaan motor
induksi sebagai generator memiliki
beberapa keunggulan,
antara lain harga dan biaya perawatannya jauh lebih murah dibanding jenis mesin
sinkron, konstruksinya kuat dan
bentuk yang sederhana, banyak
tersedia dalam berbagai
ukuran daya, memerlukan sedikit
pemeliharaan
dan
mudah dalam pengoperasian (Capallaz, 1992).
Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) telah
mengembangkan teknologi turbin angin ini sejak
tahun
1981,
namun masih terfokus kepada alternatif
penerangan dalam
membantu pemenuhan kebutuhan listrik Nasional dari PLN. Sementara itu,
pengembangan dari kincir angin mekanik untuk aplikasi
pembangkit listrik
rumah tangga
masih sangat
jarang
ditemui.
Dari hal diatas,
tim peneliti IAIN Palangka
Raya Prodi Tadris Fisika melakukan perancangan ventilator kincir angin dengan metode one-way
sebagai potensi penghasil energi listrik pada
daerah tertinggal
di Kalimantan Tengah.
B.
Tujuan dari
perancangan
Secara
umum:
1. Membuat rancangan model kincir angin untuk menggerakkan ventilator turbin sehingga mampu menghasilkan kecepatan
turbin
yang cukup untuk menghasilkan listrik dengan kecepatan angin minimum di daerah
Kalimantan Tengah.
2. Bagaimana uji coba
terhadap
model kincir angin dengan menggunakan kecepatan angin yang sesuai dengan angin di daerah Kalimantan
Tengah?
3. Menentukan
hubungan kecepatan angin
terhadap daya output dari
pembangkit listrik tenaga angin tersebut.
Secara
khusus:
1. Sebagai sarana
pengaplikasian ilmu terapan di Program Studi Tadris
Fisika FTIK IAIN Palangka Raya yang diharapkan dapat di contoh
dan dikembangkan serta disempurnakan oleh lulusan Tadris
Fisika FTIK IAIN Palangka Raya selanjutnya.
2. Hasil rancangan
yang nanti telah dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran di beberapa
mata kuliah Program Studi Tadris Fisika FTIK IAIN Palangka Raya seperti Listrik Magnet, Lab Fis,
Elektronika dan lainnya.
C. Energi Angin
Daerah sekitar khatulistiwa, yaitu pada busur 0°, adalah daerah yang mengalami pemanasan lebih banyak dari matahari dibanding daerah lainnya di Bumi. Udara panas lebih
ringan daripada
udara dingin
dan akan naik
ke
atas
sampai
mencapai ketinggian
sekitar
10
kilometer dan akan tersebar kearah utara dan
selatan. Jika bumi tidak berotasi pada sumbunya, maka udara akan tiba dikutub
utara dan kutub selatan, turun ke permukaan lalu kembali ke khatulistiwa. Udara yang
bergerak inilah yang
merupakan energi
yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan
untuk
memutar turbin
dan akhirnya
menghasilkan
listrik. Untuk dapat menghasilkan
energi listrik diperlukan kecepatan
minimal untuk menggerakan kincir angin, kecepatan angin terbagi beberapa kelas.
Tabel 1 Kelas Angin
Data
kondisi angin di Provinsi Kalimantan Tengah
tertanggal 27
August 2015 07.00 WIB hingga 28 August 2015 07.00 WIB di 14
Kabupaten ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2 Kondisi Angin di
Provinsi Kalimantan Tengah
Ibukota Kabupaten
|
Cuaca
|
Suhu
(°C) |
Kelembaban
(%) |
Kec.
Angin (km/jam) |
Arah
Angin |
Pangkalan Bun
|
Berawan
|
21 - 33
|
60 - 98
|
16
|
Timur
|
Sampit
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 98
|
14
|
Tenggara
|
Kuala Kapuas
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 95
|
16
|
Tenggara
|
Buntok
|
Berawan
|
24 - 34
|
50 - 97
|
16
|
Barat Daya
|
Muarateweh
|
Berawan
|
21 - 34
|
50 - 95
|
12
|
Barat Daya
|
Kasongan
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 98
|
16
|
Tenggara
|
Kuala Pembuang
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 98
|
14
|
Tenggara
|
Sukamara
|
Berawan
|
21 - 33
|
55 - 97
|
16
|
Timur
|
Nanga Bulik
|
Berawan
|
21 - 33
|
55 - 97
|
16
|
Timur
|
Kuala Kurun
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 98
|
14
|
Tenggara
|
Pulangpisau
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 95
|
16
|
Tenggara
|
Puruk Cahu
|
Berawan
|
21 - 34
|
50 - 95
|
12
|
Barat Daya
|
Tamiang Layang
|
Berawan
|
22 - 33
|
50 - 97
|
16
|
Barat Daya
|
Palangkaraya
|
Berawan
|
23 - 34
|
50 - 98
|
16
|
Tenggara
|
Sumber:
http://meteo.bmkg.go.id/
D.
Turbin Angin
Sumbu
Vertikal
Turbin angin sumbu
vertikal/tegak
memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus seperti Gambar 1. Kelebihan utama
susunan ini adalah
turbin tidak
harus diarahkan
ke
angin
agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat
bervariasi.
Gambar 1. Turbin
angin
sumbu vertical
E.
Metode Perancangan
Skema flowchart perancangan model kincir angin dapat dilihat pada
gambar 2. berikut ini
Perakitan/Pengaturan
Model
|
Pelaksanaan
pengujian
|
Pembuatan Rancangan Model
|
Studi
Pendahuluan
|
Variabel Penelitian: Variasi
Kecepatan Angin
|
Penghitungan
data daya yang dihasilkan
|
Analisis Data
|
Kesimpulan
|
Uji
Coba Lapangan
|
Simulasi
Lab
|
Gambar 2. Skema flowchart
G. Alat Penunjang
Generator
adalah
peralatan
elektronika
mekanik yang
mengubah
besaran energi
mekanik menjadi
energi listrik arus bolak-balik. Kebanyakan Generator menggunakan
rotating magnetic field,
akan
tetapi adakalanya alternator
linear digunakan. Pada prinsipnya, setiap generator AC dapat disebut sebagai alternator, akan tetapi
istilah tersebut sering disama artikan dengan
mesin
putaran kecil
yang dikendalikan
oleh
automotif atau
mesin
pembakaran internal. Salah satu
contoh, alternator digunakan
sebagai mesin pembangkit
listrik
arus bolak-balik dengan tenaga
turbin uap yang sering dikenal
sebagai turbo-alternator.
Generator menimbulkan
listrik sama
prinsipnya dengan
generator DC,
yaitu saat medan
magnet di sekitar konduktor berubah, timbul
arus didalam konduktor. Magnet
yang berputar yang disebut
juga sebagai rotor
berputar
di
dalam
suatu rangkaian tetap konduktor yang terbuat dari
inti
besi berkumparan
(inti
besi yang dililiti oleh konduktor), yang disebut dengan stator. Medan
magnet terpotong secara tepat oleh konduktor, menimbulkan arus listrik, dan yang menyebabkan
rotor berputar yaitu
berupa masukan mekanik. Medan magnet
berputar menginduksi tegangan AC pada lilitan stator. Seringkali terdapat delapan
buah
lilitan stator. Medan magnet berputar dapat dihasilkan melalui induksi (pada alternator
tanpa sikat), melalui magnet
permanen (pada mesin
yang berukuran
kecil). Medan magnet berputar barangkali dapat dihasilkan pula melalui medan lilitan
tetap
dengan kutub yang berputar
pada rotornya..
Mesin dengan
magnet permanen
mencegah kehilangan
daya ketika
arus mengalir
pada
rotor untuk menghasilkan
medan
magnet, akan tetapi penggunaan magnet tersebut terbatasi
pada
ukuran, dan berdasarkan pada biaya material magnet. Sejak medan magnet permanen konstan, terminal tegangan bervariasi langsung terhadap kecepatan dari
generator. Generator AC tanpa
sikat merupakan mesin
yang besar jika dibandingkan dengan mesin berputar yang digunakan
pada
umumnya.
H. Lokasi
Pengujian
Lokasi pengujian
di wilayah
Kalimantan tengah, pada
bulan Agustus – Nopember 2015.
I.
Metode Pengumpulan Data
Dalam rancang bangun ventilator turbin
ini ditetapkan suatu variabel penelitian, sebab suatu
variabel penelitian merupakan
parameter utama
yang mempengaruhi hasil
penelitian yang akan
dicapai.
Pada Penelitian
ini
ditetapkan 2 variabel yaitu
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Sesuai dengan
tujuan penelitian yang akan dicapai, maka
variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan kecepatan
angin
yang akan diukur dengan
anemometer.
2. Variabel Terikat
Variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan kecepatan putaran turbin
angin
yang akan diukur dengan
Timer Counter dan tegangan
serta arus yang dihasilkan.
2. Variabel Kendali
Untuk variabel
kendali
digunakan lampu
led
5 Watt.
J. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prototype
yang di modifikasi dalam penelitian ini berbentuk rangka awalnya seperti bola
dengan bentuk lebih elips pada bagian pinggirnya, rangka rangka terbuat dari
bilah lembaran alumuniun dan batangan besi padat di dalamnya. Dapat dilihat
pada gambar 4. di bawah ini:
Gambar 3. Bentuk Ventilator Kincir Angin Awal (standart)
Tabel 3. Dimensi
dan spesifikasi ventilator kincir angin
Elemen
|
Dimensi
|
Spesifikasi
|
Sudu
|
Diameter
= 80 cm
Jumlah
sudu kecil 34 lembar
|
Lembaran
alumunium bergelombang
|
Poros
kincir
|
Panjang
= 46 cm
|
Besi
campuran
|
Penyangga
kincir
|
Diameter
= 60 cm
|
Aluminium
dan besi batangan dibulatkan ketebalan 3 mm
|
Plat
penahan sudu
|
Diameter
= 46 cm
|
Aluminium
dengan ketebalan 1 mm
|
Penahan
poros turbin
|
Diameter
= 3.5 cm
|
Besi
berlubang
|
Bearing
|
Diameter
= 3 cm
|
Baja
|
Baling-baling
ventilator dalam
|
Panjang
= 25 cm
|
Alumunium
ketebalan 0.5 mm
|
Penahan
turbin
|
Diameter
atas = 60 cm
Diameter
bawah = 75cm
|
Aluminium
ketebalan 0.5 mm
|
Selain memodifikasi
kaki-kaki dan dudukan ventilator, beberapa faktor yang mempengaruhi
besarnya putaran turbin ventilator, yaitu besarnya
debit ventilasi yang mengalir pada ventilator dan besarnya kecepatan udara yang
mengalir menuju ventilator, sehingga melakukan modifikasi dengan penambahan baling
baling ventilator dalam yang tujuannya untuk mendapatkan debit ventilasi dan putaran
ventilator yang besar Lai,
C.M. (2003).
Menurut
pertimbangan di atas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, Lai,
C.M. (2003), maka penelitian ini difokuskan untuk melakukan modifikasi penambahan panjang dan diameter dengan menambahkan sudu pada ventilator. Modifikasi penambahan panjang sudu dan diameter ventilator dimaksudkan agar memperoleh debit angin yang besar pada ventilator, karena dengan semakin
bertambahnya panjang sudu dan
diameter ventilator, maka
terjadi penurunan tekanan didalam ventilator, sehingga menimbulkan perbedaan
tekanan yang semakin besar antara udara
yang memasuki inlet ventilator dan
udara pada outlet ventilator. Perbedaan tekanan ini akan menimbulkan terjadinya perbedaan energi yang semakin besar antara
udara yang memasuki inlet ventilator
dan udara pada outlet ventilator, sehingga akan menghasilkan
debit yang semakin besar pada outlet ventilator.
Dengan semakin bertambahnya debit pada outlet ventilator, maka akan dihasilkan hasil kerja turbin ventilator yang lebih besar, sehingga akan mempengaruhi besarnya daya (keluaran generator) yang dihasilkan sebagai
potensi pembangkit listrik. Gambar
5. dibawah ini
menunjukkan Pemasangan
turbin yang telah ditambah 8 sudu besar dengan lebar 27 cm pada penahan/dudukan turbin.
Gambar 4. Pemasangan turbin yang telah ditambah
8 sudu besar dengan lebar 27 cm pada
penahan/dudukan turbin
K. Uji Coba Lapangan Model Kincir Angin
Pelaksanaan uji coba lapangan dilakukan
pada bulan pertengahan Desember Daerah perkotaan diambil lokasi
di halaman Laboratorium Terpadu IAIN Palangka Raya dan Daerah pantai yaitu:
ujung pandaran dan sungai bakau, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kondisi kecepatan angin tidak terlalu
memiliki perbedaan jauh, baik di Ujung pandaran dan Pantai Bakau. Untuk dilokasi Palangkaraya kodisi tiupan angin tidak
sesering di daerah pantai, kelas angin yang terjadi saat pengujian alat di lokasi
menggunakan anemometer digital berkisar kelas angin 2 hingga 5 dengan kecepatan
5,5 Km/jam hingga 38,5 Km/jam bahkan dapat mencapai kecepatan lebih dari 40
Km/jam, ciri angin yang bertiup selalu berubah-ubah kecepatannya, dan di saat
siang hari hingga menjelang sore pukul pukul 10.00 wib hingga 16.00 WIB angin
efektif bertiup terus-menerus dengan
variasi kecepatan yang tidak tetap. Pada saat malam angin berada di kisaran di
bawah 5,5 Km/jam, yang dilakukan dalam pengujicobaan ventilator kincir angin
diletakan di pinggir pantai lokasi ujung
pandaran. Dari pengukuran anemometer digital kincir angin mulai berputar dengan
generator tanpa beban pada kecepatan kisaran 1,3 km/jam.
Gambar 6. Pengujian Lapangan pada Ventilator
Kincir Angin di Pinggir Pantai Lokasi
Ujung Pandaran.
L. Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Daya Yang Dihasilkan
Dalam pengujian data kecepatan angin
terhadap daya output yang dihasilkan percobaan dilakukan dengan simulasi
menggunakan sumber angin buatan yaitu berupa kipas angin yang dapat di
variasikan kecepatannya menggunakan pengubah tegangan inputnya, tiupan angin
yang di berikan pada kincir hanya pada satu sisi bagian putarnya saja, data
output keluarannya sangat tergantung dari kemampuan generator pengubah daya,
data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4. di bawah ini:
Tabel 4. Hubungan Kecepatan Angin
Terhadap Daya
No
|
Kecepatan angin (Km/Jam)
|
Arus (mA)
|
Tegangan (V)
|
Daya(mWatt)
|
1
|
6.12
|
0.57
|
2.57
|
1.46
|
2
|
8.37
|
2.55
|
3.27
|
8.34
|
3
|
8.94
|
3.09
|
3.07
|
9.49
|
4
|
9.81
|
3.61
|
2.85
|
10.29
|
5
|
10.52
|
4.09
|
2.89
|
11.82
|
6
|
11.57
|
4.36
|
2.92
|
12.73
|
7
|
12.40
|
4.50
|
2.90
|
13.05
|
8
|
13.30
|
5.10
|
3.00
|
15.30
|
Dari hasil tabel di atas sumber angin
buatan mempunyai keterbatasan, yaitu hanya mampu menghasilkan kecepatan
maksimum pengujian dibawah 14 Km/jam, sedangkan sebagai
indikator yang terlihat pada simulasi generator digunakan beberapa lampu led yang dapat menyala saat generator
mulai berputar pada kecepatan angin di atas 3 Km/jam.
Dari Tabel 4. (data penelitian) diatas dapat di
buat grafik hubungan kecepatan terhadap daya outputnya yang ditunjukkan pada gambar 7. di bawah ini:
Gambar 7. Hasil pengujian simulasi laboratorium (kecepatan
angin terhadap daya output generator)
Dari gambar di atas daya output akan
selalu meningkat berdasarkan peningkatan kecepatan angin yang menggerakan
kincir, dan dapat juga dilihat pada tabel 4.2 peningkatan
kecepatan angin menghasilkan kenaikan signifikan pada arus keluarannya secara
bertahap.
M. Sistem Pengisian (charging system)
Sistem pengisian pada accumulator (aki) merupakan sistem
yang mempunyai fungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang nantinya
dimanfaatkan untuk mengisi ulang arus pada aki. Aki merupakan sumber listrik
arus searah. Muatan listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila penggunaanya secara berlebihan. Dengan demikian agar baterai selalu siap pakai dalam arti muatannya selalu
penuh, maka harus ada suatu sistem yang dapat mengisi ulang muatan. Sistem pengisian
inilah yang mempunyai fungsi tersebut. Sistem pengisian bekerja apabila ventilator dalam keadaan
berputar. Selama ventilator berputar sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen
kelistrikan yang ada. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya. Arus yang
dihasilkan oleh sistem pengisian adalah arus bolak balik. Pada sistem ini nanti dioda akan berfungsi
menyearahkan arus bolak-balik dari generator menuju ke sistem pengisian pada
aki. Pada penggunaan listrik rumah tangga nantinya arus DC dari aki akan di
ubah menjadi 220V menggunakan inverter.
Gambar 3.14 (b)
Gambar 8. Pengujian simulasi skala laboratorium (menghitung kecepatan angin terhadap daya output generator)
N. Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian lapangan yang telah
dilakukan di pantai ujung pandaran dan sungai bakau pada bulan pertengahan Desember
saat musim penghujan kondisi angin yang terukur berkisar 5,5 Km/jam hingga 38,5
Km/jam yang bertiup pada siang hingga menjelang sore hari, saat malam harinya
angin hanya bertiup dengan kisaran dibawah 5,5 Km/jam, uji coba alat kincir
angin yang dikembangkan mulai berputar dengan generator tanpa beban pada
kecepatan kisaran 1,3 km/jam, dan dari hasil simulasi lab bahwa kincir angin
dapat menghasilkan daya dalam satuan mWatt, hal ini masih disebabkan faktor
generator dan putaran yang masih belum maksimal dalam pengembangannya.
2.
Saran
Dari pengujian lapangan dan simulasi laboratorium di temukan beberapa kelemahan yaitu: putaran kincir
yang masih belum maksimal, sehingga untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dengan
cara menambahkan lengan atau diameter ventilator yang nantinya akan memperbesar
momen/torsi dan semestinya membuat putaran kincir lebih ringan ketika
menggunakan diameter ventilator yang lebih besar. Selain itu
generator pengubah energi putaran menjadi energi listrik yang perlu lebih
dikembangkan menjadi generator yang lebih ringan dan bisa menghasilkan daya/keluaran yang besar, serta perlu lebih banyak data kecepatan
angin setiap musim dan bulan dalam setahun di setiap lokasi daerah di
Kalimantan tengah yang memiliki potensi digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga angin.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Z,
2001, Kinerja Pengoperasian Motor
Induksi 3 Fase pada Sistem 1 Fase dengan
Menggunakan
KapasitorI, Tesis,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Chapallaz, J.M.
1992,
Manual on
induction
Motors Used as Generators,
Deutches Zentrum fur Entwicklungs technologien-
GATE
Braunschweig, Germany
Lai, C.M, 2003, Experiments on
the ventilation efficiency of turbine ventilators used for building and factory
ventilation, Energy and Buildings, 35, pp.927-93
Perdana, IK, 2004, Penggunaan Kapasitor untuk Perbaikan Unjuk
Kerja
Motor Induksi
Sebagai Generator, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tumiran, 2002, Kualitas
Energi Listrik Menyongsong Pembahasan RUU Ketenagalistrikan, Majalah
Energi, Edisi 16
(Juni-
Agustus 2002), Pusat Studi Energi UGM, Yogakarta
Post a Comment for "RANCANG BANGUN VENTILATOR KINCIR ANGIN DENGAN METODE ONE-WAY SEBAGAI POTENSI PENGHASIL ENERGI LISTRIK PADA DAERAH TERTINGGAL DI KALIMANTAN TENGAH"